MAKALAH
Judul:
Sukacita dan Kasih dalam Hidup Pernikahan
Nama : Dermas Takela
Nim : 3634.32
Tkt/Smstr : I/II
Mata Kuliah :PPPB II
Dosen : Dr. Veroska Teintang,
M.Pd,K
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI “IKAT”
JAKARTA 2015
DAFTAR
ISI
BAB
I: Pendahuluan…………………………………………………………….. 1.
A.
Latar Belakang Masalah…………………………………………………
1.
BAB
II: Pembambahasan……………………………………………………… 4.
A.
Persiapan-persiapan Pranikah………..…………………………………
4.
B.
Kunci pernikahan bahagia………….…………………………………..
5.
C.
Apa yang Dibutuhkan oleh Seorang Pria……….……………………..
7.
D.
Apa yang Dibutuhkan oleh Seorang Wanita…………………………..
8.
E.
Gejala keretakan hubungan pasanga
suami-isteri……………………. 9.
F.
Peraturan Allah untuk orang tua……………………………………….
11.
BAB
III: Kesimpulan …………………………………………………………. 13.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Ikatan pernikahan diciptakan Tuhan
agar tidak dihancurkan oleh manusia kecuali dalam kasus perzinahan. Tapi
keharusan untuk bercerai karena zinah bukan sesuatu yang mutlak, melainkan
hanya merupakan saran. Pengampunan selalu lebih baik dari pada perzinahan,
bahkan dalam kasus perzinahan. Pernikahan itu dimaksudkan Tuhan agar
berlangsung seumur hidup. Tuhan meberkati ikatan pernikahan waktu Dia melaksanakan
upacara pernikahan yang pertama di Eden. Pikiran-pikran bahwa “perceraian
adalah jalan keluarnya” akan selalu menghancurkan pernikahan.
Karena itu, apa yang telah
dipersatuakn Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Barang siapa menceraikan
istrinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat
zinah. Sebab seorang istri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya
itu hidup.
Bagaimanapun juga didalam hati seorang
wanita, ia mendambakan seorang pria yang bisa menjadi kepala bagianya, yang bisa
menjadi andalannya, yang bisa menjadi pelindungnya. Ia ingin menjadi bagian
hidup dari pria tersebut, ia ingin bergantug padanya.
Ketika menikah, pasanga pengantin
tenttu membedakan kebahagiaan. Pernikahan yang bahagia memiliki cakuppan yang
cukup luas, yang diwakili oleh suasana kerukunan, berkecupkupan, keluarga yang
sehat, menjadi kekudusan pernikahan, anggotanya yang saling melayani, dan yang
paling utama adalah ada sikkap takut akan Tuhan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Persiapan-persiapan
Pranikah.
Ketika menikah, pasangan pengantin
tentu mendambakan kebahagiaan. Pernikahan bahagia memiliki cakupan yang cukup
luas. Yang diwakili oleh suasana keerukunan, berkecukupan, keluaga yang sehat, menjaga
kekudusan pernikahan, anggotanya saling melayani, dan yang paling utama adalah
ada sikap yang takut akan Tuhan.
Untuk mencapai keadaan di atas maka
anda harus mempersiapkan diri sejak masa berpacaran, karena masa berpacaran
adalah masa membuat “cetak biru” keluarga bahagia yang anda inginkan.
Masalah menika dengan siapa tergantung
pada keputusan anda pribadi, tetapi sebelum menikah cobalah untuk memperhatikan
tiga hal persiapan yaitu, persiapan fisik, persiapan mental dan persiapan
spiritual.
§
Persiapan Fisik.
Secara fisik anda perlu perhitungkan
kesiapan fisik anda serta calon pendamping hidup anda, dan hal ini bisa dilihat
dari perkembanga organ reproduksi. Ssecara legal, menurut UU Perkawinan RI
tahun 1974, bab I dan pasal 1, hukum pernikahan memperbolehkan seseorang
menikah dengan sah setelah seseorang mencapai usia 21 tahun.
§
Persiapan Mental.
Masa pacaran seorang Kristen adalah
sebuah proses melatih diri untuk mengenal kekuatan dan kelemahan kepribadian
dari pasangannya secara mendalam. Karena itu waktu pacaran, kenali orang yang
akan menjadi pasangan hidup anda. Lakukanlah dialog-dialog yang bermutu untuk
mengenal pribadi dan keluarga besar dari pasangan yang akan mendampingi anda di
sepanjang hidup anda ke depan. Dialog yang bermutu artinya anda tidak lagi
memusatkan perhatian pada aktivitas-aktivitas yang kurang bermanfaat seperti:
menonton, jalan-jalan, terus mencari tempat rekreasi yang akan dikunjungi
tatkala ada waktu luang, dan sebagainya.
§
Persiapan Spiritual.
Masalah kerohanian atau spiritual
adalah poin serius yang harus diperhitungkan ketika anda akan memasuki gerbang
pernikahan. Pernikah yang seimbang adalah pernikah antara pasangan yang imannya
seimbang daan selaras. Karena itu menikalah dengan orang yang seiman dan sama
dewasa imannya. Perlu diingat bahwa seiman bukan berarti astu agama, tetapi
sama mengasihi tuhan Yesus Kristus sperti anda.
Jika
anda ingin mempersiapkan sebuah keluarga yang bahagia dan sesuai dengan firman
Tuhan, menikalah dengan orang yang memilki criteria rohani seperti dibawa ini:
§
Seorang yang memilki sikap takut akan
Tuhan.
§
Seorang yang sudah mengalami pemulihan
hati dan gambar diri.
§
Orang yang memilki sikap yang bersedia
diubah menjadi seprti kristus.
§
Pilihan pria yang berrtanggung jawab
serta dapat menjadi pemipin dalam keluarga, dan wanita memiliki sikap
penundukan diri dengan hati yang lemah lembut.
B. Kunci Pernikah Bahagia.
Sebagaimana yang mungkin sudah anda
ketahui, hamper 50% dari pernikahan di zaman sekarang berakhir dengan
perceraian, meninggalkan pasangan yang sakit dan anak-anak yang kehilangan
kehilangan. Janagan biarkan ini terjadi pada anda! Siapa pun anda, entah pernikahan
anda tergoncang atau sedang indah-indahnya, atau bahkan sekali pun anda belum
menikah, berikut adalah nasehat gratis terbukti efektif untuk membantu agar
pernikahan anda bisa langgeng. Berlangsung dari Tuhan yang menciptakan dan
menderikan lembaga pernikahan.
1.
Bentuk eumah tangga anda sendiri.
2.
Pertahankan kemesraan semasa pacaran
dulu.
3.
Selalu ingat bahwa Tuhanlah yang
mempersatukan anda dalam pernikahan.
4.
Janganlah hati anda. Jangan biarkan
panca-inndera, nafsu, dan emosi menjerat anda.
5.
Jangan pergi tidur dimalam hari dengan
perasaan marah pada pasangan anda.
6.
Jadikan Tuhan Yesus sebagai inti/pusat
rumah tangga anda.
7.
Berdoalah bersama-sama.
8.
Sejak awal, sepakati bahwa bercerai
bukanlah solusi yang baik.
9.
Usahakan agar rumah anda hanya ditinggal
oleh keluarga degan ikatan darah yang langsung (pria kepala
keluarga, satu isteri, dan anak/anak-anak).
10.
Tuhan memberikan standar kasih; usahakan
agar anda mencapainya.
11.
Ingat bahwa kritik dan rengekan selalu
menghancurkan kasih.
12.
Jangan terlalu banyak memerlukan sesuatu
hal, jangan berlebihan, jadilah moderat (sedang-sedang saja).
13.
Hargai hak-hak pribadi dan sama lain.
14.
Jadilah bersih, bersahaja, rapi, dan
bertanggung jawab.
15.
Usahakan untuk tidak membentak dan
selalu menngguunakan kata-kata yang sopan dan ramah.
16.
Bersikaplah bijaksana dalam hal
keuangan.
17.
Sering-seringlah berdiskusi dan meminta
pandapt pasangan anda.
C. Apa yang dibutuhkan oleh seorang
pria.
a.
Pria butuh seorang penolong.
©
Pria butuh seorang penolong sebagai
mitra kerja.
©
Pria butuh seorang penolong sebagai
penopang.
Sekuat-kuatnya
pria, ia tetaplah seorang manusia yang lemah dan membutuhkah oranglain untuk
menopangnya! Tidak salah jika Allah mengatakan prria perlu penolong (kej.
2:18).
b.
Pria butuh dihargai sebagai kepala
keluarga.
Pria
telah ditetapkan oleh Allah sebagai kepala rumah tangga! (I Kor. 11:3; kej.
3:16). Oleh karena itu, merupakkan suatu kebutuhan bagi seorang pria untuk
dihargai dan dihormati sebagai kepala oleh semua anggota keluarganya,
pertama-tama isterinya.
c.
Pria butuh teladan.
Mungkin
aneh terdengar diitelinga kita bahwa seorang pria membutuhkan teladan dan
teladan itu datangnya dari isterinya sendiri! Tetapi demikianlah yang dikatakan
firman Tuhan dalam kitab ( I petrus 3:1-6).
d.
Pria butuh seks (kej. 2:24).
Pria
butuh bersatu dengan isrterinya, baik secara rohani, jiwani mau pun secara
jasmani. Sehubungan kebutuhan akan seks, firman Tuhan memberikan tuntunan:
Pertanma,
hendaklah setiap suami memenuhi kewajiban terhadap isterinya; kedua, suami
hendaknya berpikir bahwa tubuhnya adalah juga milik isterinya jadi ia tidak
seenaknya saja “mengatur” dirinya sendiri; ketiga, jangan saling menjauhi.
D. Apa yang dibutuhkan oleh seorang
wnita.
a.
Wanita butuh seorang kepala.
©
Wanita butuh seorang kepala yang
bertanggung jawab (Ef. 5:25).
©
Wanita butuh seorang kepala yang lembut
(Kol. 3:19).
©
Wanita butuh seorang kepala yang
bijaksana (I Ptr. 3:7).
b.
Wanita butuh seorrang imam.
Wanita
membuttuhkan pria yang dapat menjadi imam bagi keluarganya (Ef. 5:25-27).
c.
Wanita butuh dikasihi.
Tidak
seperti pria yang lebih dominan menggunakan logika, wanita lebih dominan
menggunakan perasaan. Wanita butuh seorang pria yang bisa mengerti dan
menyelami perasaannya. Wanita butuh kasih sayang dan perhatian yang khusus dari
pria. Wanita perlu diingat tanngal lahirnya, tanggal pernikahannya dan
dipanggil namanya dengan lembut. Wanita tidak butuh pria yang cuek dan tak tahu
perasaan orang lain! (Ef. 5:25).
d.
Wanita butuh seks.
Sebagaiman
pria, wanita juga butuh kepuasan seks. Seks adalah suatu kebutuhan alimi yang
normal (kej. 3:16). Seks adalah sesuatu yang indah sebagai ungkapan kasih
sayang dan persekutuan yang dalam. Sebagaimana pria butuh seks, wanita juga
memerlukan seks yang kudus. (I kor. 7:3).
E. Gejala keretakan hubungan pasangan suami-istri.
a.
Komunikasi tidak berjalan dengan baik.
ü Menyimpan
rahasia.
ü Kalau
terjadi pembicaraan maka muncul pembicaraan yang tidak sehat.
b.
Hilangnya keromantisan dan keintiman.
·
Hilangnya kata “sayang” dan pujian.
·
Menghindari suasana romantic dan
hubungan seks.
c.
Ketidak pedulian.
o
Tidak peduli dengan kebutuhan pasangan.
d.
Sikap yang memojokkan pasangan.
v Intimidasi.
v Saling
menyalahkan.
v Tidak
mau saling mengerti.
v Tidak
mau saling menghargai dan menghormati.
e.
Pemulihan hhubungan yang retak.
§
Ingat kembali hubungan mersa yang sudah
dialmi selamai ini.
§
Tanamkan dalam hati bahwa pasangan
adalah milik anda yang paling berharga.
§
Tulis dan sampaikan keluhan hati anda
terhadap pasangan.
§
Serang masalahnya bukan orangnya.
§
Buat komitmen baru.
§
Tidak peduli dengan kehadiran pasangan.
§
Tidak mau memerhatikan perkataan
pasangan.
f.
Keinginan untuk menghindar.
¨
Menghabiskan waktu dengan orang atau hal
yang selain pasangan.
¨
Merasa tidak nyaman kalau berdua.
¨
Banyak “curhat” kepada lawan jenis.
g.
Tidak lagi menjadi sebuah tim (kej.
2:18).
F. Peraturan Allah untuk orang tua.
Hai anakku, jangan anggap enteng
didikan [‘tata-tertib’] Tuhan, janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak… Allah
memperlakukan kamu seperti anak. Dimanakah terdapat anak yang tidak dihajar
[ditertibkan] oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran [tidak
ditertibkan] yang diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi
anak-anak gampang (Ibrani 12:5-8).
Dalam ayat-ayat itu kita melihat
peraturan itu dibalik, namun demikian pola dasar yang dibagi menjadi tiga
bagian tetap dapat dilihat jelas: Mendidik,
Menertibkan, Mengasihi. Demikianlah cara Bapa kita yang kekal itu
mengungkapkan kebapaanNya. Ia Bapa yang sempurna. Ia teladan bagi semua orang
yang mendapat kesempatan yang indah yang mengungkapkan wujud kebapaanNya di
atas muka bumi.
1) Mendidik.
Didiklah
orang muda [ lebih tepat: seorang anak ] menurut menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu
(Amsal 22:6).
Itu
berarti bahwa orang tua harus membimbing anak mereka masing-masing dibawah
pimpinan Roh Kudus yang penuh dayacipta itu. Semua orang tua harus menyesuaikan
diri kepada kenyataan yang kadang-kadang sukar disadari, yaitu bahwa setiap
anak adalah berllainan, dan sementar mereka bertumbuh menjadi dewasa, anak-anak
itu makin hari makin berbeda kehidupannya. Itu tidak berarti bahwa di dalam
suatu keluarga tiap-tiap anggotanya hanya memperjuangkkan kehendak perorangan
saja, tetapi itu berti bahwa perbedaan-perbedaan yang ada dalam tabiat dan
pembawaan anak-anak menandakan adanya perbedaan arah kehidupan yang telah ditentukan
Allah untuk mereka masing-masing.
·
Peraturan-peraturan yang pasti.
·
Jadilah teladan.
2) Tata-tertip.
Inilah
kenyataan harus dilihat oleh para orang tua Kristen secara jejas: Allah mentut tanggung-jawab dari saudara
mengenai anak-anak saudara. Kalau saudara menertibkan dan membesarkan
mereka sesuai dengan Firman-Nya, maka Ia akan memberikan restu dan berkatNya.
Kalau saudara gagal melaksanaknnya,saudar akan membangkitkan murkaNya.
·
Topanglah pendidikan dengan tata tertib.
·
Kesalah pemahaman dasar.
·
Tongkat: jalan kasih.
·
Tongkat: tanggapan pertama, bukan usah
terakhir.
·
Tongkat: suara yang berhasil.
·
Tongkat: sarana yang ditentukan Allah
untuk tata tertib.
3) Kasih.
Kadang-kadang
anak-anka harus menjadi nakal supaya dapat diperhatikan. Terlalu banyak orang
tua lebih mudah tergugah oleh kelakuan
yang jahat dari pada yang baik. Anak-anak menginginkan supaya orang tua mereka
menemani mereka, hanya sekedar berkumpul bersama. Bermain bersama bermain
kucing-kucingan dengan ayah, memasak dengan ibu, duduk berdekatan bila
berpeknik didaerah pegunungan membaca cerita atau menonton acara tv yang baik
bersama
BAB
III
Kesimpulan
Selalu
ingat bahwa tuhanlah yang mempersatukan anda dalam pernikahan. Sebab itu
laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya…
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melaikan satu. Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia.
Janngan
lupa bahwa Tuhan Sendiri yang
mempersatukan Anda berdua dalam pernikahan, dan kehendak-Nya ialah agar Andan
tetap berdua bersama dan bahagia. Dia akan membawa sukacita dan kasih kedalam
hidup Anda bila Anda mematuhi perintah-perintah-Nya. Jangan putus asa. Tuhan,
yang menumbuhkan kasih di dalam hati para misionaris untuk megasihi penderita
kusta, sanggup pula memberikan Anda cinta kasih untuk satu sam lain jika andan
mengizinkan dia bertindak.