Selasa, 24 November 2015

Paper Dogmatika 1 Dermas

PAPER
LOGO IKAT.jpg

JUDUL :

Mujizat Dan Kuasa Allah Israel.


Nama                            : Dermas Takela
Nim                               : 3634.32
Prodi                             : Teologi
Mata Kuliah                 : Dogmatika 1
Dosen                            : Dr. Simon Baitanu, M.Th


SEKOLAH TINGGI TOELOGI “IKAT” JAKARTA
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar belakang masalah.
Beberapa abad yang lalu, Tuhan berjanji kepada Abraham dan Sarah kalau mereka akan memiliki anak dan melalui keturunannya dunia akan diberkati. Tapi ada masalah. Abraham dan Sarah sudah lanjut usia, dan Sarah mandul. Saat diberitahu kalau dia akan menjadi ibu dari anak Abraham, anak yang dijanjikan, Sarah tertawa. Menjawab tawanya, Tuhan berkata kepada Abraham:
13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? 14 Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.”
Saat Allah menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Dia membawa mereka kepadang belantara, disana ‘menu’nya adalah manna. Tapi orang Israel bersungut-sungut karena mereka tidak menikmati ragam makanan yang biasa mereka makan diMesir. Menjawab keluhan mereka, Tuhan berjanji memberikan daging selama sebulan penuh. Jika memberi makan 5.000 orang kelihatannya sulit, bayangkan memberi makan jemaat yang begitu besar ini. Musa memiliki pikiran yang sama dan menyatakannya kepada Allah:
21 Tetapi kata Musa: "Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya! 22 Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?
Tapi Tuhan bertanya lagi kepada Musa, suatu pertanyaan yang sangat penting bagi orang Kristen dimasa sekarang:
23 Tetapi TUHAN menjawab Musa: "Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!”
Jawaban dari pertanyaan ini sangat penting, dan jawab Alkitab sangat jelas dan tidak meragukan:
3 Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!
17 “‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!’
26 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”
B.     Rumusan Masalah

          Dari uraian di atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan Materi-Materi    Dogmatika yaitu :
1.      Kuasa Allah didalam ciptaan-Nya
2.      Kuasa Allah Dinyatakan saat Keluaran
3.      Kuasa Tuhan dalam Perjanjian Baru
4.      Kuasa Allah didalam Hidup Orang KudusNya

C.     Tujuan Penulisan
          Tujuan penulisan paper ini merupakan tugas dari mata kuliah Dogmatika  dan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam membuat tugas akhir serta meningkatkan kemampuan mata  kuliah Dogmatika.

D.    Manfaat Praktis
          Adapun manfaat praktis makalah ini sebagai berikut :
1.      Bermanfaat sebagai suatu proses belajar untuk mengetahui atau mengenal lebih dalam tentang Mujizat dan Kuaasa Allah.





















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Kuasa Allah didalam Ciptaan
Manifestasi paling awal dari kuasa Allah terlihat dalam penciptaan dunia dimana kita hidup:
20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih (Roma 1:20).
Diseluruh Alkitab, penciptaan dunia dikutip sebagai kesaksian kuat akan kuasa Allah.
1Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; 2 hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. 3 Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; 4 tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, 5 yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. 6 Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. (Psalms 19:1-6).
6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya. 7 Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan, Ia menaruh samudera raya ke dalam wadah. 8 Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia! 9 Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada. 10 TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; 11 tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. 12 Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! (Psalms 33:6-12).
Didalam Mazmur 33, langit menyaksikan keberadaan Allah dan atributNya serta menyatakan kemuliaanNya (Psalm 19:1-6). Daud meneruskan tema pernyataan ciptaan terhadap karakter Allah dalam Mazmur 33 disana kuasa Tuhan ditekankan. Ayat 6 menyatakan kuasa Allah dalam penciptaan dunia, menekankan bahwa semua ini terjadi hanya oleh satu perkataan (see Genesis 1:3ff.; Hebrews 11:3; 2 Peter 3:5). Didalam ayat 7, Daud menunjukan Tuhan tidak hanya menciptakan langit, Dia juga mengontrolnya. Didalam ayat 10 dan selanjutnya, Daud berkata kepada kita kalau Tuhan juga mengontrol tindakan manusia; Allah mengatur sejarah.
1. Untuk pemimpin biduan. Dari hamba TUHAN, yakni Daud yang menyampaikan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN, pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari tangan Saul. Ia berkata: "Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku! 2 Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! 3 Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku. 4 Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku, 5 tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku. 6 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya. 7 Lalu goyang dan goncanglah bumi, dan dasar-dasar gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murka-Nya. 8 Asap membubung dari hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya. 9 Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya. 10 Ia mengendarai kerub, lalu terbang dan melayang di atas sayap angin. 11 Ia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi persembunyian-Nya, ya, menjadi pondok-Nya: air hujan yang gelap, awan yang tebal. 12 Karena sinar di hadapan-Nya hilanglah awan-awan-Nya bersama hujan es dan bara api. 13 Maka TUHAN mengguntur di langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suara-Nya. 14 Dilepaskan-Nya panah-panah-Nya, sehingga diserakkan-Nya mereka, kilat bertubi-tubi, sehingga dikacaukan-Nya mereka. 15 Lalu kelihatanlah dasar-dasar lautan, dan tersingkaplah alas-alas dunia karena hardik-Mu, ya TUHAN, karena hembusan nafas dari hidung-Mu. 16 Ia menjangkau dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari banjir. 17 Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah dan dari orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku. 18 Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi TUHAN menjadi sandaran bagiku; 19 Ia membawa aku ke luar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. (Psalms 18:1-19).
B.     Kuasa Allah Dinyatakan saat Keluaran
Setelah pertama kali menyatakan kuasanya saat penciptaan, demonstrasi kuasaNya dinyatakan saat Keluaran,
1 Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun." 2 Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi” (Exodus 5:1-2, emphasis mine).
Kekerasan Firaun direncanakan ilahi. Walau Firaun mengeraskan hatinya, disaat yang sama Tuhan mengeraskan hatinya sehinga tidak menolak Allah, menyediakan kesempatan bagi kuasa Allah dinyatakan kepada orang Mesir, Israel dan bangsa-bangsa sekitar:
3 “Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir. 4 Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat. 5 Dan orang Mesir itu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir dan membawa orang Israel keluar dari tengah-tengah mereka” (Exodus 7:3-5).
30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu (Exodus 14:30-31).
6 “Tangan kanan-Mu, TUHAN, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, TUHAN, menghancurkan musuh ” (Exodus 15:6).11 “Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban? 12 Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu; bumipun menelan mereka. 13 Dengan kasih setia-Mu Engkau menuntun umat yang telah Kautebus; dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya ke tempat kediaman-Mu yang kudus. 14 Bangsa-bangsa mendengarnya, merekapun menggigil; kegentaran menghinggapi penduduk tanah Filistin. 15 Pada waktu itu gemparlah para kepala kaum di Edom, kedahsyatan menghinggapi orang-orang berkuasa di Moab; semua penduduk tanah Kanaan gemetar. 16 Ngeri dan takut menimpa mereka, karena kebesaran tangan-Mu mereka kaku seperti batu, sampai umat-Mu menyeberang, ya TUHAN, sampai umat yang Kauperoleh menyeberang” (Exodus 15:11-16).
Bangsa Israel memuji Allah untuk kuasa yang dinyatakanNya saat menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir. Mereka mengakui kalau keselamatan mereka membuktikan Tuhan adalah satu-satunya Tuhan, dan pernyataan keselamatan mereka mendatangkan ketakutan bagi bangsa lain. Mereka melihat keselamatan itu sebagai bukti kuasa Allah dan jaminan mereka masuk ketanah yang Tuhan telah janjikan. Keluaran memang menunjukan kemahakuasaan Allah.
Kemudian, Musa mengingatkan generasi kedua akan peristiwa dan kuasa Tuhan:
32 “Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu. 33 Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup? 34 Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsy yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? 35 Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. 36 Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya kaudengar dari tengah-tengah api. 37 Karena Ia mengasihi nenek moyangmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar” (Deuteronomy 4:32-37).
Demikian juga dalam kitab-kitab PL kemudian, penciptaan dunia dan bangsa Israel (peristiwa Keluaran) menjadi tema utama. Didalam Kitab Mazmur, peristiwa ini dan kuasa Tuhan yang disaksikan, menjadi dasar harapan orang Israel dan pujian serta ibadahnya:
5 Sesungguhnya aku tahu, bahwa TUHAN itu maha besar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah. 6 TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya; 7 Ia menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya. 8 Dialah yang memukul mati anak-anak sulung Mesir, baik manusia maupun hewan, 9 dan mendatangkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat ke tengah-tengahmu, hai Mesir, menentang Firaun dan menentang semua pegawainya. 10 Dialah yang memukul kalah banyak bangsa, dan membunuh raja-raja yang kuat: 11 Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja negeri Basan, dan segala kerajaan Kanaan, 12 dan memberikan tanah mereka sebagai milik pusaka, milik pusaka kepada Israel, umat-Nya (Psalms 135:5-12).
Para nabi membuat peristiwa dan kuasa Allah menjadi maksud mereka. Mereka melakukan itu karena mereka memanggil Israel untuk percaya kepada Allah dan meletakan harapan mereka dalam Dia. Mereka melakukan itu karena mereka berbicara mengenai peristiwa besar dimana Tuhan akan lakukan, peristiwa yang meliputi, ‘ciptaan baru’ dan untuk itu membutuhkan kuasa yang hanya dimilikiTuhan, Pencipta:
5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: 6 "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, 7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. 8 Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung” (Isaiah 42:5-8).
24 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi--siapakah yang mendampingi Aku?” (Isaiah 44:24).12 “Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya” (Isaiah 45:12).
2 “Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang, dan ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab? Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan pada-Ku untuk melepaskan? Sesungguhnya, dengan hardik-Ku Aku mengeringkan laut, Aku membuat sungai-sungai menjadi padang gurun; ikan-ikannya berbau amis karena tidak ada air dan mati kehausan. 3 Aku mengenakan pakaian kelam kepada langit dan menyelimutinya dengan kain kabung.” (Isaiah 50:2-3).
Walau dipenjarakan di Yerusalem, Yeremia diperintahkan oleh Tuhan untuk menebus tanah di Yudea dari seorang saudara, walau periode pembuangan di Babilon telah dimulai. Doa Yeremia menjawab tindakan ini menyatakan pengertiannya akan kuasa Tuhan yang dinyatakan dalam penciptaan dan dalam peristiwa Keluaran:
17 ‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu! 18 Engkaulah yang menunjukkan kasih setia-Mu kepada beribu-ribu orang dan yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya yang datang kemudian. Ya Allah yang besar dan perkasa, nama-Mu adalah TUHAN semesta alam, 19 besar dalam rancangan-Mu dan agung dalam perbuatan-Mu; mata-Mu terbuka terhadap segala tingkah langkah anak-anak manusia dengan mengganjar setiap orang sesuai dengan tingkah langkahnya dan sesuai dengan buah perbuatannya; 20 Engkau yang memperlihatkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat di tanah Mesir, sampai kepada waktu ini kepada Israel dan kepada umat manusia, sehingga Engkau membuat nama bagi-Mu, seperti yang ternyata pada waktu ini. 21 Engkau telah membawa umat-Mu Israel keluar dari tanah Mesir dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan yang besar. 22 Dan Engkau telah memberikan kepada mereka negeri ini, seperti yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 23 Kemudian mereka memasuki dan mendudukinya, tetapi mereka tidak mendengarkan suara-Mu dan tidak berkelakuan menurut Taurat-Mu; mereka tidak melakukan segala apa yang Kauperintahkan kepada mereka untuk dilakukan. Sebab itu Engkau melimpahkan kepada mereka segala malapetaka ini. 24 Sesungguhnya, tembok-tembok pengepungan yang dipakai untuk merebut kota telah sampai mendekatinya; oleh karena pedang, kelaparan dan penyakit sampar maka kota itu telah diserahkan kepada orang-orang Kasdim yang memeranginya. Maka apa yang Kaufirmankan itu telah terjadi; sungguh, Engkau sendiri melihatnya” (Jeremiah 32:17-24).

C.    Kuasa Tuhan dalam Perjanjian Baru
Nubuat PL mengenai Mesias memasukan fakta tentang kuasaNya. Dia disebut “Allah yang Perkasa” (Isaiah 9:6). Saat kelahiran Mesias diberitahukan kepada Maria, dia diberitahu kalau kelahiran ini akan terjadi atas kuasa Allah:
34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Luke 1:34-37).
Kuasa Tuhan kita nyata dalam mujizat yang Dia lakukan (lihat Acts 2:32; John 3:2). Orang terkagum-kagum dengan bukti kuasaNya:
43a Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu (Luke 9:43a).
Saat Yohanes Pembaptis mulai meragukan Yesus, Tuhan kita mengirim perkataan ini kepadanya:
4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
5 ORANG BUTA MELIHAT, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada ORANG MISKIN DIBERITAKAN KABAR BAIK. 6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Matthew 11:4-6).
Yesus menyatakan bahwa kuasaNya melebihi realitas fisik. Dia menyatakan kuasaNya untuk menyembuhkan dan menunjukan bahwa kuasaNya juga untuk mengampuni dosa (Luke 5:17-26; see also Matthew 9:1-8; Mark 2:1-12). Pernyataan terbesar dari kuasa Allah adalah kebangkitanNya dari orang mati:
17 “Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. 18 Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku” (John 10:17-18).
38 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." 39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 40 Sebab seperti YUNUS TINGGAL DI DALAM PERUT IKAN TIGA HARI TIGA MALAM, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matthew 12:38-40).
4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita (Romans 1:4).
Didalam kedatanganNya yang pertama, hanya beberapa orang diberikan kesempatan untuk melihat kuasa Allah sepenuhnya (see Mark 9:1-8; 2 Peter 1:16-19). Tapi dia menjelaskan bahwa kedatanganNya yang kedua, semua akan melihat Dia datang dengan Kuasa:
30 “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat ANAK MANUSIA ITU DATANG DI ATAS AWAN-AWAN DI LANGIT dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Matthew 24:30).
64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat ANAK MANUSIA DUDUK DI SEBELAH KANAN YANG MAHAKUASA DAN DATANG DI ATAS AWAN-AWAN DI LANGIT.” (Matthew 26:64).
Kitab terakhir dari Alkitab menekankan kuasa Tuhan Yesus Kristus:
11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, 12 katanya dengan suara nyaring: "Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” (Revelation 5:11-12).

D.    Kuasa Allah didalam Hidup Orang KudusNya
Tuhan itu maha kuasa apakah kita percaya atau tidak. Tapi penting kalau kita memang percaya kalau Dia maha kuasa. Pengertian pribadi akan kuasa Allah akan mengubah pemikiran dan tindakannya.. Pertimbangkan ilustrasi dimana kuasa Tuhan mengubah hidup beberapa manusia dalam Alkitab.
Pertama, kita melihat Abraham. Disini seorang manusia yang diawal hidupnya meragukan kuasa Allah. Tapi akhirnya, dia memiliki kepercayaan teguh akan kuasa Tuhan dan memampukan dia bertindak dalam cara yang membuat dia menjadi model iman bagi semua orang Kristen.
Diawal masa hidupnya, Abraham kurang yakin akan kuasa Allah. Dia pergi ke Kanaan dalam ketaatan akan pernyataan yang dia terima dari Allah.(see Genesis 12:1-3). Tapi saat bencana datang ditanah itu, Abram pergi ke Mesir, suatu keputusan yang tidak menunjukan iman akan kuasa Allah atau janjiNya. Saat dia dan Sarai tiba disana, mereka berlaku seperti kebiasan diseluruh pernikahan mereka (see Genesis 20:30)—mereka menipu orang lain mengenai hubungan mereka. Itu terlihat dari perkataan Abram dalam Genesis 12:11-13 dan Genesis 20:11-13 bahwa Abram takut saat dia membawa istrinya ketanah asing. Karena tidak ada ‘takut akan Tuhan ditempat itu” (Genesis 20:11), dia pikir kuasa Tuhan ditiadakan. Terlihat Abram berpikir kuasa Tuhan hanya cukup untuk melindungi dia saja saat dia ada ditempat yang tepat dan ditempat orang yang takut akan Allah.
Betapa bodoh kalau kita melihat cara pikir Abram. Tuhan tidak hanya melindungi Abram, Dia juga melindungi Sarai, istri Abram. Abram hidup, dan Sarai tidak menjadi istri orang lain. Abram juga makmur ditempat asing, tidak hanya hidup tapi lebih kaya (see Genesis 12:20–13:2; 20:14-16). Sebenarnya, Tuhan cukup berkuasa untuk menutup semua rahim setiap wanita yang hidup dikerajaan Abimelek (20:17-18).
Abram tidak percaya kuasa Allah cukup untuk memampukan dia dan istrinya mendapatkan anak karena mereka sudah tua, dan Sarah mandul. Jadi Abram berusaha mendapat anak dengan cara yang mudah, pertama dengan mengadopsi pelayan sebagai anak (Genesis 15:2), dan kemudian menghasilkan anak dengan mengambil pelayan istrinya, Hagar sebagai selir (Genesis 16). Tuhan berencana menghasilkan anak dalam cara yang menyatakan kuasaNya, dengan secara ajaib menghasilkan anak diusia tua mereka dari wanita yang mandul sepanjang hidupnya.
Ujian terbesar dalam hidup Abraham adalah saat Tuhan memanggil dia untuk membawa anaknya, anak dimana seluruh harapan Abraham terletak, dan mengorbankannya di Gunung Moria (Genesis 22:1-19). Disini, Abraham taat pada Tuhan, dan PB menjelaskan bagaiaman dia melakukan itu—dia yakin akan kuasa Tuhan untuk menyelamatkan anaknya dari kematian:
17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "KETURUNAN YANG BERASAL DARI ISHAKLAH YANG AKAN DISEBUT KETURUNANMU." 19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. (Hebrews 11:17-19, emphasis mine).
Disini kata kuncinya adalah “Allah berkuasa.” Kepercayaan Abraham bahwa “Allah berkuasa” merupakan kepercayaan dalam kuasa Allah membangkitkan orang mati. Abraham memiliki iman membangkitkan, seperti yang kita lihat (see Romans 10:9). Pertumbuhan iman Abraham disejajarkan dengan meningkatnya kepercayaan dalam kuasa Allah—apakah kuasa memberikan dua orang “mati” berkaitan dengan melahirkan anak (Romans 4:18-21)—atau kuasa membangkitkan anak dari kematian.
Abraham, yang mulai dengan iman yang kecil akan kuasa Allah, bertumbuh memiliki iman yang besar terhadap kuasa Allah. Didalam beberapa cara, iman Daud akan kuasa Allah menyusut seiring waktu. Saat kita pertama berkenalan dengan Daud, dia sudah bertempur dengan Goliat, raksasa yang dengan sombong menghina Allah. Daud percaya, bukan pada kemampuannya, tapi pada Allah untuk menutup mulut orang kafir ini dengan mematikannya melalui Daud dan ali-alinya:
33 Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit. . . 36 Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." 37 Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau.” (1 Samuel 17:33, 36-37).
Persoalan Daud adalah dia, seperti bangsa Israel, mulai mengambil hal yang merupakan milik Tuhan. Tuhan memperingatkan orang Israel mengenai kesombongan ini:
11 “Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; 12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, 13 dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, 14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan 17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. 18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini” (Deuteronomy 8:11-14, 17-18).
Saya percaya ini yang terjadi pada Daud. Mengambil apa yang merupakan milik Tuhan menyebabkan dua dosa paling serius yang pernah Daud lakukan. Didalam peristiwa biografi Daud, dua kali kita membaca Daud gagal pergi perang saat para raja biasanya pergi perang:
1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. 2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. 3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu." 4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya (2 Samuel 11:1-4, emphasis mine).
1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Yoab membawa keluar bala tentaranya, lalu ia memusnahkan negeri bani Amon, kemudian ia maju dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Yoab memukul kalah Raba dan meruntuhkannya . . . 1 Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. 2 Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: "Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka." 3 Lalu berkatalah Yoab: "Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?" 4 Namun titah raja itu terpaksa diikuti oleh Yoab, maka pergilah Yoab menjelajahi seluruh Israel, kemudian kembali ke Yerusalem (1 Chronicles 20:1; 2 Chronicles 21:1-4, emphasis mine).
Mungkin kedua peristiwa ini, dipisahkan dalam Alkitab, merupakan hasil dari kegagalan yang sama karena Daud tidak pergi perang. Dikedua kasus ini, Israel sedang perang di Rabah. Didalam kedua hal ini, terjadi disaat para raja biasanya pergi perang, Daud tidak. Dia tetap dirumah. Dan hasilnya berakhir ditempat tidur dengan istri prajuritnya yang setia dan menjadikan pasukan musuh rekannya dengan membunuh Uriah dalam rangka menyembunyikan dosanya. Didalam peristiwa kedua, Daud menghitung pasukannya, hasilnya Allah murka atas bangsa Israel.
Hasil dari dosa Daud nyata dalam PL. Tujuan saya disini adalah melihat mengapa Daud tinggal dirumah daripada pergi perang seperti biasanya para raja lakukan dan yang seharusnya juga dilakukan Daud. Saya berpendapat Daud mulai melihat kemenangan yang dihasilkan Tuhan melalui kuasaNya adalah kemenangannya sendiri. Daud percaya musuhnya akan kalah walau dia tidak pergi bersama pasukannya. Dia bisa menjadi pemimpin diatas kertas, dank arena itu Daud kalah dalam pertempuran terbesar dalam hidupnya. Demikian juga saat Daud memerintahkan Yoab dan pemimpin Israel untuk menghitung pasukan Israel. Walau Yoab mendesak dia untuk tidak melakukan ini, Daud berkeras, yang akibatnya sangat mahal atas orang Israel.
Tapi mengapa menghitung bangsa Israel? Untuk alasan yang sama saat banyak dari kita melacak ‘keputusan untuk Kristus’ atau ‘pengunjung minggi ini’. Banyak dari kita menghitung karena kita percaya ada kekuatan dalam angka-angka itu. Daud kelihatannya menghitung Israel sehingga dia bisa merasa percaya diri akan memenangkan pertempuran melawan musuh bangsa Israel.Tiga ratus orang Gideon tidak memberikan kepercayaan besar bagi Daud disaat itu. Daud kelihatannya melihat kemenangan Israel sebagai kemenangannya dan kekuataan jumlah Israel sebagai kekuatannya. Dia salah. Daud tidak pernah lebih kuat dari masa mudanya, saat dia melawan Goliat dalam kuasa Allah dan bukan kekuatannya.
Kehidupan Daniel dan ketiga temannya, ditulis dalam Kitab Daniel menyediakan contoh lain akan iman terhadap kuasa Allah dan menjadikan mereka pahlawan iman. Saat Daniel menolak berhenti berdoa pada ‘Allah,” raja Darius dengan enggan memaksa dia kegua singa. Perkataan terakhir Darius sebelum meninggalkan Daniel digua singa menyatakan harapannya bahwa Allah Daniel akan menyelamatkannya:
16 Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!” (Daniel 6:16).
Raja benar, dan perkataan yang diucapkannya merujuk pada Tuhan, dimana melaluiNya Daniel diselamatkan dari “kekuatan para singa:”
26 “Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. 27 Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa” (Daniel 6:26-27).
Sama halnya dengan iman ketiga teman Daniel akan kuasa Allah sehingga Nebukadnesar memberikan kesaksian yang sama. Nebukadnesar membuat patung besar dan semua orang harus menyebah itu saat musik dimainkan. Sadrak, Mesak dan Abednego menolak untuk tunduk pada patung ini, sehingga membuat raja marah dan mengancam:
14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? 15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” (Daniel 3:14-15, emphasis mine).
Betapa suatu tantangan terhadap kuasa Allah! Perhatikan jawaban ketiga teman Daniel. Jawabannya menunjukan iman terhadap kuasa Allah apapun yang Dia pilih. Kedua menyatakan ketaatan ketiga orang ini pada kehendak Allah, yang bisa menyelamatkan mereka dari api atau menyelamatkan mereka melalui kematian (compare Philippians 1:19-24):
16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu” (Daniel 3:16-18).
Pada kenyataannya, Tuhan menyelamatkan ketiga orang ini dalam cara yang tidak pernah mereka bayangkan. Daripada menyelamatkan mereka dari api, Dia membawa mereka melalui api, hidup, tanpa bau asap dipakaian mereka (see 3:27). Nebuchadnezzar kemudian belajar mengenai kuasa Allah jika dibandingkan dengan ‘kuasa’ nya. Dia menemukan bahwa ‘kuasa’ nya diberikan kepadanya oleh Tuhan pemilik segala kuasa. Setelah Tuhan merendahkan dia dan mengambil kuasanya, dia sadar dan menyatakan perkataan ini untuk kita dengarkan dan perhatikans:
BAB II
PENUTUP
A.    Kesimpulan.
Tidak ada yang memperhatikan Alkitab secara serius bisa mengabaikan kuasa Allah. Tuhan itu maha kuasa; dia berkuasa. Kebenaran ini mengubah hidup orang-orang dimasa lalu, dan itu juga bisa mengubah hidup kita sekarang ini. Ijinkan saya memberikan beberapa cara agar kuasa Allah bisa masuk dalam hidup kita sekarang ini.

(1) Hal pertama yang harus kita lakukan, dalam terang kuasa Allah, adalah takut, hormat, dan melayani Tuhan.
1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: 2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. 3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. 4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, 6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. 7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan” (Exodus 20:1-7; see also Joshua 4:23-24; Psalm 115:1-15).

(2) Mengakui kalau pengajaran Alkitab dimana Tuhan maha kuasa harus menghilangkan kata ‘tidak mungkin’ dari kosa kata kita.
Sering kita membela dosa kita dengan merujuk pada kelemahan kita. ‘Tapi saya hanya manusia’. Tapi Tuhan tidak hanya menyelamatkan kita melalui kuasaNya, Dia juga bekerja didalam kita untuk menyucikan kita melalui kuasaNya:
8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. 9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. 10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. 11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu (Romans 8:8-11).
18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, 19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang (Ephesians 1:18-21).
14 Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, 15 yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. 16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, 17 sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. 18 Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, 19 dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. 20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita (Ephesians 3:14-20).

 (3) Kelemahan kita bukan halangan bagi kuasa Allah.
 Sebaliknya, mengakui kelemahan kita adalah dasar bagi kita untuk berbalik pada Tuhan, bergantung pada kuasaNya untuk bekerja didalam kita. Dengan cara ini, Tuhan menerima semua kemuliaan.
7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami (2 Corinthians 4:7).
7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. 8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. 9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat (2 Corinthians 12:7-10).
Saat kita melayani dalam kuasa Allah, kita tidak bergantung pada kekuatan dan metode manusia. Memang, kita tidak berani seperti itu. Melalui ‘kelemahan’ disalib, Tuhan membawa keselamatan pada manusia. Melalui ‘kebodohan’ pesan salib, manusia diselamatkan. Melalui kelemahan dan kebodohan manusia, Allah memilih untuk menyatakan injilNya. Melalui kelemahan dan metode yang tidak mengagumkan, injil diberitakan, mempercayakan kuasa Tuhan untuk meyakinkan dan menobatkan orang berdosa. Didalam cara ini, manusia memberi Tuhan kemuliaan, dan mereka harus percaya dalam Dia dan dalam kuasaNya, bukan didalam manusia:
20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? 21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.

JikaKita Benar-benar Percaya dalam Kuasa AllahPertama, kita harus datang kepadaNya dalam doa.
Jika kita benar-benar percaya Tuhan itu maha kuasa, pertama kali yang kita lakukan adalah datang kepadaNya dalam doa, bukan sebagai cara terakhir setelah semua cara lain gagal. Kita akan mengabaikan ilah lain dimasa kita dan percaya kepadaNya. Kita akan dengan rendah hati mengakui bahwa semua berkat yang kita dapat adalah pemberian anugrahNya dan hasil dari kuasaNya yang bekerja. Doa kita akan dipenuhi dengan pujian dan ucapan syukur, melihat Tuhan sebagai sumber dari semua berkat.
Kita akan dipenuhi dengan iman dan harapan, mengakui bahwa tidak ada hal yang Tuhan abaikan (2 Chronicles 20:6) dan bahwa setiap janji yang Tuhan buat akan dipenuhi, dalam waktuNya, dan tepat seperti yang Dia janjikan.

B.     Kepustakaan

1.      Sabda.
2.      Internat.

3.      Buku renungan harian.

Rabu, 20 Mei 2015

Makalah PPB 2 Dermas

MAKALAH
Judul:
Sukacita dan Kasih dalam Hidup Pernikahan
                            Nama                         : Dermas Takela
                       Nim                            : 3634.32
                       Tkt/Smstr                  : I/II
                       Mata Kuliah              :PPPB II
                       Dosen                         : Dr. Veroska Teintang, M.Pd,K




SEKOLAH TINGGI TEOLOGI “IKAT” JAKARTA 2015
DAFTAR ISI


BAB I: Pendahuluan…………………………………………………………….. 1.
A.    Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1.
BAB II: Pembambahasan……………………………………………………… 4.
A.    Persiapan-persiapan Pranikah………..………………………………… 4.
B.     Kunci pernikahan bahagia………….………………………………….. 5.
C.     Apa yang Dibutuhkan oleh Seorang Pria……….…………………….. 7.
D.    Apa yang Dibutuhkan oleh Seorang Wanita………………………….. 8.
E.     Gejala keretakan hubungan pasanga suami-isteri……………………. 9.
F.      Peraturan Allah untuk orang tua………………………………………. 11.
BAB III: Kesimpulan …………………………………………………………. 13.










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah.
          Ikatan pernikahan diciptakan Tuhan agar tidak dihancurkan oleh manusia kecuali dalam kasus perzinahan. Tapi keharusan untuk bercerai karena zinah bukan sesuatu yang mutlak, melainkan hanya merupakan saran. Pengampunan selalu lebih baik dari pada perzinahan, bahkan dalam kasus perzinahan. Pernikahan itu dimaksudkan Tuhan agar berlangsung seumur hidup. Tuhan meberkati ikatan pernikahan waktu Dia melaksanakan upacara pernikahan yang pertama di Eden. Pikiran-pikran bahwa “perceraian adalah jalan keluarnya” akan selalu menghancurkan pernikahan.
          Karena itu, apa yang telah dipersatuakn Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Barang siapa menceraikan istrinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah. Sebab seorang istri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup.
          Bagaimanapun juga didalam hati seorang wanita, ia mendambakan seorang pria yang bisa menjadi kepala bagianya, yang bisa menjadi andalannya, yang bisa menjadi pelindungnya. Ia ingin menjadi bagian hidup dari pria tersebut, ia ingin bergantug padanya.
          Ketika menikah, pasanga pengantin tenttu membedakan kebahagiaan. Pernikahan yang bahagia memiliki cakuppan yang cukup luas, yang diwakili oleh suasana kerukunan, berkecupkupan, keluarga yang sehat, menjadi kekudusan pernikahan, anggotanya yang saling melayani, dan yang paling utama adalah ada sikkap takut akan Tuhan




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Persiapan-persiapan Pranikah.
          Ketika menikah, pasangan pengantin tentu mendambakan kebahagiaan. Pernikahan bahagia memiliki cakupan yang cukup luas. Yang diwakili oleh suasana keerukunan, berkecukupan, keluaga yang sehat, menjaga kekudusan pernikahan, anggotanya saling melayani, dan yang paling utama adalah ada sikap yang takut akan Tuhan.
          Untuk mencapai keadaan di atas maka anda harus mempersiapkan diri sejak masa berpacaran, karena masa berpacaran adalah masa membuat “cetak biru” keluarga bahagia yang anda inginkan.
          Masalah menika dengan siapa tergantung pada keputusan anda pribadi, tetapi sebelum menikah cobalah untuk memperhatikan tiga hal persiapan yaitu, persiapan fisik, persiapan mental dan persiapan spiritual.
§      Persiapan Fisik.
            Secara fisik anda perlu perhitungkan kesiapan fisik anda serta calon pendamping hidup anda, dan hal ini bisa dilihat dari perkembanga organ reproduksi. Ssecara legal, menurut UU Perkawinan RI tahun 1974, bab I dan pasal 1, hukum pernikahan memperbolehkan seseorang menikah dengan sah setelah seseorang mencapai usia 21 tahun.
§      Persiapan Mental.
            Masa pacaran seorang Kristen adalah sebuah proses melatih diri untuk mengenal kekuatan dan kelemahan kepribadian dari pasangannya secara mendalam. Karena itu waktu pacaran, kenali orang yang akan menjadi pasangan hidup anda. Lakukanlah dialog-dialog yang bermutu untuk mengenal pribadi dan keluarga besar dari pasangan yang akan mendampingi anda di sepanjang hidup anda ke depan. Dialog yang bermutu artinya anda tidak lagi memusatkan perhatian pada aktivitas-aktivitas yang kurang bermanfaat seperti: menonton, jalan-jalan, terus mencari tempat rekreasi yang akan dikunjungi tatkala ada waktu luang, dan sebagainya.
§      Persiapan Spiritual.
            Masalah kerohanian atau spiritual adalah poin serius yang harus diperhitungkan ketika anda akan memasuki gerbang pernikahan. Pernikah yang seimbang adalah pernikah antara pasangan yang imannya seimbang daan selaras. Karena itu menikalah dengan orang yang seiman dan sama dewasa imannya. Perlu diingat bahwa seiman bukan berarti astu agama, tetapi sama mengasihi tuhan Yesus Kristus sperti anda.
Jika anda ingin mempersiapkan sebuah keluarga yang bahagia dan sesuai dengan firman Tuhan, menikalah dengan orang yang memilki criteria rohani seperti dibawa ini:
§      Seorang yang memilki sikap takut akan Tuhan.
§      Seorang yang sudah mengalami pemulihan hati dan gambar diri.
§      Orang yang memilki sikap yang bersedia diubah menjadi seprti kristus.
§      Pilihan pria yang berrtanggung jawab serta dapat menjadi pemipin dalam keluarga, dan wanita memiliki sikap penundukan diri dengan hati yang lemah lembut.

B.   Kunci Pernikah Bahagia.
          Sebagaimana yang mungkin sudah anda ketahui, hamper 50% dari pernikahan di zaman sekarang berakhir dengan perceraian, meninggalkan pasangan yang sakit dan anak-anak yang kehilangan kehilangan. Janagan biarkan ini terjadi pada anda! Siapa pun anda, entah pernikahan anda tergoncang atau sedang indah-indahnya, atau bahkan sekali pun anda belum menikah, berikut adalah nasehat gratis terbukti efektif untuk membantu agar pernikahan anda bisa langgeng. Berlangsung dari Tuhan yang menciptakan dan menderikan lembaga pernikahan.
1.             Bentuk eumah tangga anda sendiri.
2.             Pertahankan kemesraan semasa pacaran dulu.
3.             Selalu ingat bahwa Tuhanlah yang mempersatukan anda dalam pernikahan.
4.             Janganlah hati anda. Jangan biarkan panca-inndera, nafsu, dan emosi menjerat anda.
5.             Jangan pergi tidur dimalam hari dengan perasaan marah pada pasangan anda.
6.             Jadikan Tuhan Yesus sebagai inti/pusat rumah tangga anda.
7.             Berdoalah bersama-sama.
8.             Sejak awal, sepakati bahwa bercerai bukanlah solusi yang baik.
9.             Usahakan agar rumah anda hanya ditinggal oleh keluarga degan ikatan darah yang                    langsung (pria kepala keluarga, satu isteri, dan anak/anak-anak).
10.         Tuhan memberikan standar kasih; usahakan agar anda mencapainya.
11.         Ingat bahwa kritik dan rengekan selalu menghancurkan kasih.
12.         Jangan terlalu banyak memerlukan sesuatu hal, jangan berlebihan, jadilah moderat (sedang-sedang saja).
13.         Hargai hak-hak pribadi dan sama lain.
14.         Jadilah bersih, bersahaja, rapi, dan bertanggung jawab.
15.         Usahakan untuk tidak membentak dan selalu menngguunakan kata-kata yang sopan dan ramah.
16.         Bersikaplah bijaksana dalam hal keuangan.
17.         Sering-seringlah berdiskusi dan meminta pandapt pasangan anda.

C.    Apa yang dibutuhkan oleh seorang pria.
a.       Pria butuh seorang penolong.
©      Pria butuh seorang penolong sebagai mitra kerja.
©      Pria butuh seorang penolong sebagai penopang.
Sekuat-kuatnya pria, ia tetaplah seorang manusia yang lemah dan membutuhkah oranglain untuk menopangnya! Tidak salah jika Allah mengatakan prria perlu penolong (kej. 2:18).
b.      Pria butuh dihargai sebagai kepala keluarga.
Pria telah ditetapkan oleh Allah sebagai kepala rumah tangga! (I Kor. 11:3; kej. 3:16). Oleh karena itu, merupakkan suatu kebutuhan bagi seorang pria untuk dihargai dan dihormati sebagai kepala oleh semua anggota keluarganya, pertama-tama isterinya.
c.       Pria butuh teladan.
Mungkin aneh terdengar diitelinga kita bahwa seorang pria membutuhkan teladan dan teladan itu datangnya dari isterinya sendiri! Tetapi demikianlah yang dikatakan firman Tuhan dalam kitab ( I petrus 3:1-6).
d.      Pria butuh seks (kej. 2:24).
Pria butuh bersatu dengan isrterinya, baik secara rohani, jiwani mau pun secara jasmani. Sehubungan kebutuhan akan seks, firman Tuhan memberikan tuntunan:
Pertanma, hendaklah setiap suami memenuhi kewajiban terhadap isterinya; kedua, suami hendaknya berpikir bahwa tubuhnya adalah juga milik isterinya jadi ia tidak seenaknya saja “mengatur” dirinya sendiri; ketiga, jangan saling menjauhi.

D.    Apa yang dibutuhkan oleh seorang wnita.
a.       Wanita butuh seorang kepala.
©      Wanita butuh seorang kepala yang bertanggung jawab (Ef. 5:25).
©      Wanita butuh seorang kepala yang lembut (Kol. 3:19).
©      Wanita butuh seorang kepala yang bijaksana (I Ptr. 3:7).
b.      Wanita butuh seorrang imam.
Wanita membuttuhkan pria yang dapat menjadi imam bagi keluarganya (Ef. 5:25-27).
c.       Wanita butuh dikasihi.
Tidak seperti pria yang lebih dominan menggunakan logika, wanita lebih dominan menggunakan perasaan. Wanita butuh seorang pria yang bisa mengerti dan menyelami perasaannya. Wanita butuh kasih sayang dan perhatian yang khusus dari pria. Wanita perlu diingat tanngal lahirnya, tanggal pernikahannya dan dipanggil namanya dengan lembut. Wanita tidak butuh pria yang cuek dan tak tahu perasaan orang lain! (Ef. 5:25).
d.      Wanita butuh seks.
Sebagaiman pria, wanita juga butuh kepuasan seks. Seks adalah suatu kebutuhan alimi yang normal (kej. 3:16). Seks adalah sesuatu yang indah sebagai ungkapan kasih sayang dan persekutuan yang dalam. Sebagaimana pria butuh seks, wanita juga memerlukan seks yang kudus. (I kor. 7:3).

E.     Gejala  keretakan hubungan pasangan suami-istri.
a.       Komunikasi tidak berjalan dengan baik.
ü  Menyimpan rahasia.
ü  Kalau terjadi pembicaraan maka muncul pembicaraan yang tidak sehat.
b.      Hilangnya keromantisan dan keintiman.
·         Hilangnya kata “sayang” dan pujian.
·         Menghindari suasana romantic dan hubungan seks.
c.       Ketidak pedulian.
o   Tidak peduli dengan kebutuhan pasangan.
d.      Sikap yang memojokkan pasangan.
v  Intimidasi.
v  Saling menyalahkan.
v  Tidak mau saling mengerti.
v  Tidak mau saling menghargai dan menghormati.
e.       Pemulihan hhubungan yang retak.
§      Ingat kembali hubungan mersa yang sudah dialmi selamai ini.
§      Tanamkan dalam hati bahwa pasangan adalah milik anda yang paling  berharga.
§      Tulis dan sampaikan keluhan hati anda terhadap pasangan.
§      Serang masalahnya bukan orangnya.
§      Buat komitmen baru.
§      Tidak peduli dengan kehadiran pasangan.
§      Tidak mau memerhatikan perkataan pasangan.
f.        Keinginan untuk menghindar.
¨      Menghabiskan waktu dengan orang atau hal yang selain pasangan.
¨      Merasa tidak nyaman kalau berdua.
¨      Banyak “curhat” kepada lawan jenis.
g.      Tidak lagi menjadi sebuah tim (kej. 2:18).
*     Berjalan sendiri-sendiri.
*     Mulai hitung-hitungan.

F.     Peraturan Allah untuk orang tua.
          Hai anakku, jangan anggap enteng didikan [‘tata-tertib’] Tuhan, janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak… Allah memperlakukan kamu seperti anak. Dimanakah terdapat anak yang tidak dihajar [ditertibkan] oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran [tidak ditertibkan] yang diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang (Ibrani 12:5-8).
          Dalam ayat-ayat itu kita melihat peraturan itu dibalik, namun demikian pola dasar yang dibagi menjadi tiga bagian tetap dapat dilihat jelas: Mendidik, Menertibkan, Mengasihi. Demikianlah cara Bapa kita yang kekal itu mengungkapkan kebapaanNya. Ia Bapa yang sempurna. Ia teladan bagi semua orang yang mendapat kesempatan yang indah yang mengungkapkan wujud kebapaanNya di atas muka bumi.
1)      Mendidik.
Didiklah orang muda [ lebih tepat: seorang anak ] menurut menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu (Amsal 22:6).
Itu berarti bahwa orang tua harus membimbing anak mereka masing-masing dibawah pimpinan Roh Kudus yang penuh dayacipta itu. Semua orang tua harus menyesuaikan diri kepada kenyataan yang kadang-kadang sukar disadari, yaitu bahwa setiap anak adalah berllainan, dan sementar mereka bertumbuh menjadi dewasa, anak-anak itu makin hari makin berbeda kehidupannya. Itu tidak berarti bahwa di dalam suatu keluarga tiap-tiap anggotanya hanya memperjuangkkan kehendak perorangan saja, tetapi itu berti bahwa perbedaan-perbedaan yang ada dalam tabiat dan pembawaan anak-anak menandakan adanya perbedaan arah kehidupan yang telah ditentukan Allah untuk mereka masing-masing.
·         Peraturan-peraturan yang pasti.
·         Jadilah teladan.
2)      Tata-tertip.
Inilah kenyataan harus dilihat oleh para orang tua Kristen secara jejas: Allah mentut tanggung-jawab dari saudara mengenai anak-anak saudara. Kalau saudara menertibkan dan membesarkan mereka sesuai dengan Firman-Nya, maka Ia akan memberikan restu dan berkatNya. Kalau saudara gagal melaksanaknnya,saudar akan membangkitkan murkaNya.
·         Topanglah pendidikan dengan tata tertib.
·         Kesalah pemahaman dasar.
·         Tongkat: jalan kasih.
·         Tongkat: tanggapan pertama, bukan usah terakhir.
·         Tongkat: suara yang berhasil.
·         Tongkat: sarana yang ditentukan Allah untuk tata tertib.
3)      Kasih.
Kadang-kadang anak-anka harus menjadi nakal supaya dapat diperhatikan. Terlalu banyak orang tua lebih mudah  tergugah oleh kelakuan yang jahat dari pada yang baik. Anak-anak menginginkan supaya orang tua mereka menemani mereka, hanya sekedar berkumpul bersama. Bermain bersama bermain kucing-kucingan dengan ayah, memasak dengan ibu, duduk berdekatan bila berpeknik didaerah pegunungan membaca cerita atau menonton acara tv yang baik bersama



















BAB
III
Kesimpulan
            Selalu ingat bahwa tuhanlah yang mempersatukan anda dalam pernikahan. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya… Demikianlah mereka bukan lagi dua, melaikan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia.

            Janngan lupa bahwa Tuhan  Sendiri yang mempersatukan Anda berdua dalam pernikahan, dan kehendak-Nya ialah agar Andan tetap berdua bersama dan bahagia. Dia akan membawa sukacita dan kasih kedalam hidup Anda bila Anda mematuhi perintah-perintah-Nya. Jangan putus asa. Tuhan, yang menumbuhkan kasih di dalam hati para misionaris untuk megasihi penderita kusta, sanggup pula memberikan Anda cinta kasih untuk satu sam lain jika andan mengizinkan dia bertindak.