PAPER

JUDUL :
Mujizat Dan Kuasa Allah Israel.
Nama : Dermas Takela
Nim : 3634.32
Prodi : Teologi
Mata Kuliah : Dogmatika 1
Dosen : Dr. Simon Baitanu, M.Th
SEKOLAH TINGGI
TOELOGI “IKAT” JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah.
Beberapa abad yang lalu,
Tuhan berjanji kepada Abraham dan Sarah kalau mereka akan memiliki anak dan
melalui keturunannya dunia akan diberkati. Tapi ada masalah. Abraham dan Sarah
sudah lanjut usia, dan Sarah mandul. Saat diberitahu kalau dia akan menjadi ibu
dari anak Abraham, anak yang dijanjikan, Sarah tertawa. Menjawab tawanya, Tuhan
berkata kepada Abraham:
13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham:
"Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak,
sedangkan aku telah tua? 14 Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk
TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan
kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak
laki-laki.”
Saat Allah menyelamatkan bangsa Israel dari
perbudakan di Mesir, Dia membawa mereka kepadang belantara, disana ‘menu’nya
adalah manna. Tapi orang Israel bersungut-sungut karena mereka tidak menikmati
ragam makanan yang biasa mereka makan diMesir. Menjawab keluhan mereka, Tuhan
berjanji memberikan daging selama sebulan penuh. Jika memberi makan 5.000 orang
kelihatannya sulit, bayangkan memberi makan jemaat yang begitu besar ini. Musa
memiliki pikiran yang sama dan menyatakannya kepada Allah:
21 Tetapi kata Musa: "Bangsa yang ada
bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau
berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya
mereka akan memakannya! 22 Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi
disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap
segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?
Tapi Tuhan bertanya lagi kepada Musa, suatu
pertanyaan yang sangat penting bagi orang Kristen dimasa sekarang:
23 Tetapi TUHAN menjawab Musa: "Masakan
kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat
apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!”
Jawaban dari pertanyaan ini sangat penting, dan
jawab Alkitab sangat jelas dan tidak meragukan:
3 Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang
dikehendaki-Nya!
17 “‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah
yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan
lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!’
26 Yesus memandang mereka dan berkata:
"Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu
mungkin.”
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian di
atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan Materi-Materi Dogmatika
yaitu :
1. Kuasa Allah didalam
ciptaan-Nya
2. Kuasa Allah Dinyatakan saat Keluaran
3. Kuasa Tuhan dalam
Perjanjian Baru
4. Kuasa
Allah didalam Hidup Orang KudusNya
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
paper ini merupakan tugas dari mata kuliah Dogmatika dan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam membuat tugas akhir serta meningkatkan kemampuan
mata kuliah Dogmatika.
D.
Manfaat Praktis
Adapun manfaat
praktis makalah ini sebagai berikut :
1.
Bermanfaat sebagai suatu proses belajar untuk mengetahui atau
mengenal lebih dalam tentang Mujizat dan Kuaasa Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kuasa
Allah didalam Ciptaan
Manifestasi paling awal dari kuasa Allah terlihat dalam penciptaan
dunia dimana kita hidup:
20 Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya
yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak
dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih (Roma 1:20).
Diseluruh Alkitab, penciptaan dunia dikutip sebagai kesaksian kuat
akan kuasa Allah.
1Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Langit menceritakan kemuliaan
Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; 2 hari meneruskan
berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. 3
Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; 4 tetapi
gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung
bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, 5 yang keluar bagaikan
pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak
melakukan perjalanannya. 6 Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai
ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. (Psalms
19:1-6).
6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari
mulut-Nya segala tentaranya. 7 Ia mengumpulkan air laut seperti dalam
bendungan, Ia menaruh samudera raya ke dalam wadah. 8 Biarlah segenap bumi
takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia! 9 Sebab
Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada. 10
TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku
bangsa; 11 tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya
turun-temurun. 12 Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa
yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri! (Psalms 33:6-12).
Didalam Mazmur 33, langit menyaksikan keberadaan Allah dan
atributNya serta menyatakan kemuliaanNya (Psalm 19:1-6). Daud meneruskan tema
pernyataan ciptaan terhadap karakter Allah dalam Mazmur 33 disana kuasa Tuhan
ditekankan. Ayat 6 menyatakan kuasa Allah dalam penciptaan dunia, menekankan
bahwa semua ini terjadi hanya oleh satu perkataan (see Genesis 1:3ff.; Hebrews
11:3; 2 Peter 3:5). Didalam ayat 7, Daud menunjukan Tuhan tidak hanya
menciptakan langit, Dia juga mengontrolnya. Didalam ayat 10 dan selanjutnya,
Daud berkata kepada kita kalau Tuhan juga mengontrol tindakan manusia; Allah
mengatur sejarah.
1. Untuk pemimpin biduan. Dari hamba TUHAN, yakni Daud yang
menyampaikan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN, pada waktu TUHAN telah
melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari tangan Saul. Ia
berkata: "Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku! 2 Ya TUHAN, bukit
batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku
berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! 3 Terpujilah
TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku. 4 Tali-tali maut telah
meliliti aku, dan banjir-banjir jahanam telah menimpa aku, 5 tali-tali dunia
orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku. 6
Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku
berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta
tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya. 7 Lalu goyang dan goncanglah bumi, dan
dasar-dasar gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murka-Nya. 8
Asap membubung dari hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara
menyala keluar dari pada-Nya. 9 Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada
di bawah kaki-Nya. 10 Ia mengendarai kerub, lalu terbang dan melayang di atas
sayap angin. 11 Ia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi
persembunyian-Nya, ya, menjadi pondok-Nya: air hujan yang gelap, awan yang
tebal. 12 Karena sinar di hadapan-Nya hilanglah awan-awan-Nya bersama hujan es
dan bara api. 13 Maka TUHAN mengguntur di langit, Yang Mahatinggi
memperdengarkan suara-Nya. 14 Dilepaskan-Nya panah-panah-Nya, sehingga
diserakkan-Nya mereka, kilat bertubi-tubi, sehingga dikacaukan-Nya mereka. 15
Lalu kelihatanlah dasar-dasar lautan, dan tersingkaplah alas-alas dunia karena
hardik-Mu, ya TUHAN, karena hembusan nafas dari hidung-Mu. 16 Ia menjangkau
dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari banjir. 17 Ia melepaskan
aku dari musuhku yang gagah dan dari orang-orang yang membenci aku, karena
mereka terlalu kuat bagiku. 18 Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi
TUHAN menjadi sandaran bagiku; 19 Ia membawa aku ke luar ke tempat lapang, Ia
menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. (Psalms 18:1-19).
B.
Kuasa Allah Dinyatakan
saat Keluaran
Setelah pertama kali menyatakan kuasanya saat
penciptaan, demonstrasi kuasaNya dinyatakan saat Keluaran,
1 Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap
Firaun, lalu berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang
gurun." 2 Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus
kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku
TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi” (Exodus 5:1-2,
emphasis mine).
Kekerasan Firaun direncanakan ilahi. Walau
Firaun mengeraskan hatinya, disaat yang sama Tuhan mengeraskan hatinya sehinga
tidak menolak Allah, menyediakan kesempatan bagi kuasa Allah dinyatakan kepada
orang Mesir, Israel dan bangsa-bangsa sekitar:
3 “Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan
Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah
Mesir. 4 Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku
kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah
Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat. 5 Dan orang Mesir itu akan mengetahui,
bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir dan
membawa orang Israel keluar dari tengah-tengah mereka” (Exodus 7:3-5).
30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan
orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati
terhantar di pantai laut. 31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya
perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu
kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu
(Exodus 14:30-31).
6 “Tangan kanan-Mu, TUHAN, mulia karena
kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, TUHAN, menghancurkan musuh ” (Exodus 15:6).11
“Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti
Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur,
Engkau pembuat keajaiban? 12 Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu; bumipun
menelan mereka. 13 Dengan kasih setia-Mu Engkau menuntun umat yang telah
Kautebus; dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya ke tempat kediaman-Mu yang
kudus. 14 Bangsa-bangsa mendengarnya, merekapun menggigil; kegentaran
menghinggapi penduduk tanah Filistin. 15 Pada waktu itu gemparlah para kepala
kaum di Edom, kedahsyatan menghinggapi orang-orang berkuasa di Moab; semua
penduduk tanah Kanaan gemetar. 16 Ngeri dan takut menimpa mereka, karena
kebesaran tangan-Mu mereka kaku seperti batu, sampai umat-Mu menyeberang, ya
TUHAN, sampai umat yang Kauperoleh menyeberang” (Exodus 15:11-16).
Bangsa Israel memuji Allah untuk kuasa yang
dinyatakanNya saat menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir. Mereka
mengakui kalau keselamatan mereka membuktikan Tuhan adalah satu-satunya Tuhan,
dan pernyataan keselamatan mereka mendatangkan ketakutan bagi bangsa lain.
Mereka melihat keselamatan itu sebagai bukti kuasa Allah dan jaminan mereka
masuk ketanah yang Tuhan telah janjikan. Keluaran memang menunjukan kemahakuasaan
Allah.
Kemudian, Musa mengingatkan generasi kedua akan
peristiwa dan kuasa Tuhan:
32 “Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke
ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah
menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang
demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu. 33
Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah
api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup? 34 Atau pernahkah suatu allah
mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa
yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan
peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan
kedahsyatan-kedahsy yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu
di Mesir, di depan matamu? 35 Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa
Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. 36 Dari langit Ia membiarkan
engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia membiarkan engkau
melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya kaudengar dari
tengah-tengah api. 37 Karena Ia mengasihi nenek moyangmu dan memilih keturunan
mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya
yang besar” (Deuteronomy 4:32-37).
Demikian juga dalam kitab-kitab PL kemudian,
penciptaan dunia dan bangsa Israel (peristiwa Keluaran) menjadi tema utama.
Didalam Kitab Mazmur, peristiwa ini dan kuasa Tuhan yang disaksikan, menjadi
dasar harapan orang Israel dan pujian serta ibadahnya:
5 Sesungguhnya aku tahu, bahwa TUHAN itu maha
besar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah. 6 TUHAN melakukan apa yang
dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya; 7
Ia menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia
mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya. 8 Dialah yang memukul mati
anak-anak sulung Mesir, baik manusia maupun hewan, 9 dan mendatangkan
tanda-tanda dan mujizat-mujizat ke tengah-tengahmu, hai Mesir, menentang Firaun
dan menentang semua pegawainya. 10 Dialah yang memukul kalah banyak bangsa, dan
membunuh raja-raja yang kuat: 11 Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja negeri
Basan, dan segala kerajaan Kanaan, 12 dan memberikan tanah mereka sebagai milik
pusaka, milik pusaka kepada Israel, umat-Nya (Psalms 135:5-12).
Para nabi membuat peristiwa dan kuasa Allah
menjadi maksud mereka. Mereka melakukan itu karena mereka memanggil Israel
untuk percaya kepada Allah dan meletakan harapan mereka dalam Dia. Mereka
melakukan itu karena mereka berbicara mengenai peristiwa besar dimana Tuhan
akan lakukan, peristiwa yang meliputi, ‘ciptaan baru’ dan untuk itu
membutuhkan kuasa yang hanya dimilikiTuhan, Pencipta:
5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan
langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh
di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan
nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: 6 "Aku ini, TUHAN, telah
memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah
membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia,
menjadi terang untuk bangsa-bangsa, 7 untuk membuka mata yang buta, untuk
mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang
yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. 8 Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku
tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada
patung” (Isaiah 42:5-8).
24 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang
membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan
segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan
bumi--siapakah yang mendampingi Aku?” (Isaiah 44:24).12 “Akulah yang menjadikan
bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan
langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya” (Isaiah
45:12).
2 “Mengapa ketika Aku datang tidak ada orang,
dan ketika Aku memanggil tidak ada yang menjawab? Mungkinkah tangan-Ku terlalu
pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan pada-Ku untuk melepaskan?
Sesungguhnya, dengan hardik-Ku Aku mengeringkan laut, Aku membuat sungai-sungai
menjadi padang gurun; ikan-ikannya berbau amis karena tidak ada air dan mati
kehausan. 3 Aku mengenakan pakaian kelam kepada langit dan menyelimutinya
dengan kain kabung.” (Isaiah 50:2-3).
Walau dipenjarakan di Yerusalem, Yeremia
diperintahkan oleh Tuhan untuk menebus tanah di Yudea dari seorang saudara,
walau periode pembuangan di Babilon telah dimulai. Doa Yeremia menjawab
tindakan ini menyatakan pengertiannya akan kuasa Tuhan yang dinyatakan dalam
penciptaan dan dalam peristiwa Keluaran:
17 ‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah
yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan
lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu! 18
Engkaulah yang menunjukkan kasih setia-Mu kepada beribu-ribu orang dan yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya yang datang kemudian. Ya Allah
yang besar dan perkasa, nama-Mu adalah TUHAN semesta alam, 19 besar dalam
rancangan-Mu dan agung dalam perbuatan-Mu; mata-Mu terbuka terhadap segala
tingkah langkah anak-anak manusia dengan mengganjar setiap orang sesuai dengan
tingkah langkahnya dan sesuai dengan buah perbuatannya; 20 Engkau yang
memperlihatkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat di tanah Mesir, sampai kepada
waktu ini kepada Israel dan kepada umat manusia, sehingga Engkau membuat nama
bagi-Mu, seperti yang ternyata pada waktu ini. 21 Engkau telah membawa umat-Mu
Israel keluar dari tanah Mesir dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, dengan
tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan yang besar. 22
Dan Engkau telah memberikan kepada mereka negeri ini, seperti yang telah
Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada
mereka, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 23 Kemudian mereka
memasuki dan mendudukinya, tetapi mereka tidak mendengarkan suara-Mu dan tidak
berkelakuan menurut Taurat-Mu; mereka tidak melakukan segala apa yang
Kauperintahkan kepada mereka untuk dilakukan. Sebab itu Engkau melimpahkan
kepada mereka segala malapetaka ini. 24 Sesungguhnya, tembok-tembok pengepungan
yang dipakai untuk merebut kota telah sampai mendekatinya; oleh karena pedang, kelaparan
dan penyakit sampar maka kota itu telah diserahkan kepada orang-orang Kasdim
yang memeranginya. Maka apa yang Kaufirmankan itu telah terjadi; sungguh,
Engkau sendiri melihatnya” (Jeremiah 32:17-24).
C.
Kuasa Tuhan
dalam Perjanjian Baru
Nubuat PL mengenai Mesias memasukan fakta
tentang kuasaNya. Dia disebut “Allah yang Perkasa” (Isaiah 9:6).
Saat kelahiran Mesias diberitahukan kepada Maria, dia diberitahu kalau
kelahiran ini akan terjadi atas kuasa Allah:
34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana
hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu
kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi
akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut
kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang
mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam
bagi dia, yang disebut mandul itu. 37 Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil.” (Luke 1:34-37).
Kuasa Tuhan kita nyata dalam mujizat yang Dia
lakukan (lihat Acts 2:32; John 3:2). Orang terkagum-kagum dengan bukti
kuasaNya:
43a Ketika semua orang itu masih heran karena
segala yang diperbuat-Nya itu (Luke 9:43a).
Saat Yohanes Pembaptis mulai meragukan Yesus,
Tuhan kita mengirim perkataan ini kepadanya:
4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan
katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
5 ORANG BUTA MELIHAT, orang lumpuh berjalan,
orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan
kepada ORANG MISKIN DIBERITAKAN KABAR BAIK. 6 Dan berbahagialah orang yang
tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Matthew 11:4-6).
Yesus menyatakan bahwa kuasaNya melebihi
realitas fisik. Dia menyatakan kuasaNya untuk menyembuhkan dan menunjukan bahwa
kuasaNya juga untuk mengampuni dosa (Luke 5:17-26; see also Matthew 9:1-8; Mark
2:1-12). Pernyataan terbesar dari kuasa Allah adalah kebangkitanNya dari orang
mati:
17 “Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku
memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. 18 Tidak seorangpun mengambilnya
dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku
berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang
Kuterima dari Bapa-Ku” (John 10:17-18).
38 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli
Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu
tanda dari pada-Mu." 39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan
yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak
akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 40 Sebab seperti YUNUS TINGGAL DI
DALAM PERUT IKAN TIGA HARI TIGA MALAM, demikian juga Anak Manusia akan tinggal
di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matthew 12:38-40).
4 dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh
kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang
berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita (Romans 1:4).
Didalam kedatanganNya yang pertama, hanya
beberapa orang diberikan kesempatan untuk melihat kuasa Allah sepenuhnya (see
Mark 9:1-8; 2 Peter 1:16-19). Tapi dia menjelaskan bahwa kedatanganNya yang
kedua, semua akan melihat Dia datang dengan Kuasa:
30 “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak
Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat
ANAK MANUSIA ITU DATANG DI ATAS AWAN-AWAN DI LANGIT dengan segala kekuasaan dan
kemuliaan-Nya” (Matthew 24:30).
64 Jawab Yesus: "Engkau telah
mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan
melihat ANAK MANUSIA DUDUK DI SEBELAH KANAN YANG MAHAKUASA DAN DATANG DI ATAS
AWAN-AWAN DI LANGIT.” (Matthew 26:64).
Kitab terakhir dari Alkitab menekankan kuasa
Tuhan Yesus Kristus:
11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak
malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka
berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, 12 katanya dengan suara nyaring:
"Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan,
dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”
(Revelation 5:11-12).
D.
Kuasa
Allah didalam Hidup Orang KudusNya
Tuhan itu maha kuasa apakah kita percaya atau tidak. Tapi penting
kalau kita memang percaya kalau Dia maha kuasa. Pengertian pribadi akan kuasa
Allah akan mengubah pemikiran dan tindakannya.. Pertimbangkan ilustrasi dimana
kuasa Tuhan mengubah hidup beberapa manusia dalam Alkitab.
Pertama, kita melihat Abraham. Disini seorang manusia yang diawal
hidupnya meragukan kuasa Allah. Tapi akhirnya, dia memiliki kepercayaan teguh
akan kuasa Tuhan dan memampukan dia bertindak dalam cara yang membuat dia
menjadi model iman bagi semua orang Kristen.
Diawal masa hidupnya, Abraham kurang yakin akan kuasa Allah. Dia
pergi ke Kanaan dalam ketaatan akan pernyataan yang dia terima dari Allah.(see
Genesis 12:1-3). Tapi saat bencana datang ditanah itu, Abram pergi ke Mesir,
suatu keputusan yang tidak menunjukan iman akan kuasa Allah atau janjiNya. Saat
dia dan Sarai tiba disana, mereka berlaku seperti kebiasan diseluruh pernikahan
mereka (see Genesis 20:30)—mereka menipu orang lain mengenai hubungan mereka.
Itu terlihat dari perkataan Abram dalam Genesis 12:11-13 dan Genesis 20:11-13
bahwa Abram takut saat dia membawa istrinya ketanah asing. Karena tidak ada
‘takut akan Tuhan ditempat itu” (Genesis 20:11), dia pikir kuasa Tuhan
ditiadakan. Terlihat Abram berpikir kuasa Tuhan hanya cukup untuk melindungi dia
saja saat dia ada ditempat yang tepat dan ditempat orang yang takut akan Allah.
Betapa bodoh kalau kita melihat cara pikir Abram. Tuhan tidak
hanya melindungi Abram, Dia juga melindungi Sarai, istri Abram. Abram hidup,
dan Sarai tidak menjadi istri orang lain. Abram juga makmur ditempat asing,
tidak hanya hidup tapi lebih kaya (see Genesis 12:20–13:2; 20:14-16).
Sebenarnya, Tuhan cukup berkuasa untuk menutup semua rahim setiap wanita yang
hidup dikerajaan Abimelek (20:17-18).
Abram tidak percaya kuasa Allah cukup untuk memampukan dia dan
istrinya mendapatkan anak karena mereka sudah tua, dan Sarah mandul. Jadi Abram
berusaha mendapat anak dengan cara yang mudah, pertama dengan mengadopsi
pelayan sebagai anak (Genesis 15:2), dan kemudian menghasilkan anak dengan
mengambil pelayan istrinya, Hagar sebagai selir (Genesis 16). Tuhan berencana
menghasilkan anak dalam cara yang menyatakan kuasaNya, dengan secara ajaib
menghasilkan anak diusia tua mereka dari wanita yang mandul sepanjang hidupnya.
Ujian terbesar dalam hidup Abraham adalah saat Tuhan memanggil dia
untuk membawa anaknya, anak dimana seluruh harapan Abraham terletak, dan
mengorbankannya di Gunung Moria (Genesis 22:1-19). Disini, Abraham taat pada
Tuhan, dan PB menjelaskan bagaiaman dia melakukan itu—dia yakin akan kuasa
Tuhan untuk menyelamatkan anaknya dari kematian:
17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan
Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang
tunggal, 18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "KETURUNAN YANG BERASAL
DARI ISHAKLAH YANG AKAN DISEBUT KETURUNANMU." 19 Karena ia berpikir, bahwa
Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan
dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. (Hebrews 11:17-19, emphasis
mine).
Disini kata kuncinya adalah “Allah berkuasa.” Kepercayaan
Abraham bahwa “Allah berkuasa” merupakan kepercayaan dalam kuasa
Allah membangkitkan orang mati. Abraham memiliki iman membangkitkan, seperti
yang kita lihat (see Romans 10:9). Pertumbuhan iman Abraham disejajarkan dengan
meningkatnya kepercayaan dalam kuasa Allah—apakah kuasa memberikan dua orang “mati” berkaitan
dengan melahirkan anak (Romans 4:18-21)—atau kuasa membangkitkan anak dari
kematian.
Abraham, yang mulai dengan iman yang kecil akan kuasa Allah,
bertumbuh memiliki iman yang besar terhadap kuasa Allah. Didalam beberapa cara,
iman Daud akan kuasa Allah menyusut seiring waktu. Saat kita pertama berkenalan
dengan Daud, dia sudah bertempur dengan Goliat, raksasa yang dengan sombong
menghina Allah. Daud percaya, bukan pada kemampuannya, tapi pada Allah untuk
menutup mulut orang kafir ini dengan mematikannya melalui Daud dan ali-alinya:
33 Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau
dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda,
sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit. . . 36 Baik singa
maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak
bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia
telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." 37 Pula kata Daud:
"TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang,
Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul
kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau.” (1 Samuel 17:33, 36-37).
Persoalan Daud adalah dia, seperti bangsa Israel, mulai mengambil
hal yang merupakan milik Tuhan. Tuhan memperingatkan orang Israel mengenai
kesombongan ini:
11 “Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu,
dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini; 12 dan supaya, apabila engkau sudah makan
dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, 13 dan apabila
lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu
bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, 14 jangan engkau
tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau
keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan 17 Maka janganlah kaukatakan
dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh
kekayaan ini. 18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab
Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan
maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek
moyangmu, seperti sekarang ini” (Deuteronomy 8:11-14, 17-18).
Saya percaya ini yang terjadi pada Daud. Mengambil apa yang
merupakan milik Tuhan menyebabkan dua dosa paling serius yang pernah Daud
lakukan. Didalam peristiwa biografi Daud, dua kali kita membaca Daud gagal
pergi perang saat para raja biasanya pergi perang:
1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya
maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan
seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota
Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. 2 Sekali peristiwa
pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu
berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu
seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. 3 Lalu Daud
menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu
adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu." 4 Sesudah itu
Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud
tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari
kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya (2 Samuel 11:1-4,
emphasis mine).
1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya
maju berperang, maka Yoab membawa keluar bala tentaranya, lalu ia
memusnahkan negeri bani Amon, kemudian ia maju dan mengepung kota Raba, sedang
Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Yoab memukul kalah Raba dan
meruntuhkannya . . . 1 Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud
untuk menghitung orang Israel. 2 Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada
para pemuka rakyat: "Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai
Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka." 3 Lalu
berkatalah Yoab: "Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat
dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian,
hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus
menanggung kesalahan oleh karena hal itu?" 4 Namun titah raja itu terpaksa
diikuti oleh Yoab, maka pergilah Yoab menjelajahi seluruh Israel, kemudian
kembali ke Yerusalem (1 Chronicles 20:1; 2 Chronicles 21:1-4, emphasis mine).
Mungkin kedua peristiwa ini, dipisahkan dalam Alkitab, merupakan
hasil dari kegagalan yang sama karena Daud tidak pergi perang. Dikedua kasus
ini, Israel sedang perang di Rabah. Didalam kedua hal ini, terjadi disaat para
raja biasanya pergi perang, Daud tidak. Dia tetap dirumah. Dan hasilnya
berakhir ditempat tidur dengan istri prajuritnya yang setia dan menjadikan
pasukan musuh rekannya dengan membunuh Uriah dalam rangka menyembunyikan
dosanya. Didalam peristiwa kedua, Daud menghitung pasukannya, hasilnya Allah
murka atas bangsa Israel.
Hasil dari dosa Daud nyata dalam PL. Tujuan saya disini adalah
melihat mengapa Daud tinggal dirumah daripada pergi perang seperti biasanya
para raja lakukan dan yang seharusnya juga dilakukan Daud. Saya berpendapat
Daud mulai melihat kemenangan yang dihasilkan Tuhan melalui kuasaNya adalah
kemenangannya sendiri. Daud percaya musuhnya akan kalah walau dia tidak pergi
bersama pasukannya. Dia bisa menjadi pemimpin diatas kertas, dank arena itu
Daud kalah dalam pertempuran terbesar dalam hidupnya. Demikian juga saat Daud
memerintahkan Yoab dan pemimpin Israel untuk menghitung pasukan Israel. Walau
Yoab mendesak dia untuk tidak melakukan ini, Daud berkeras, yang akibatnya
sangat mahal atas orang Israel.
Tapi mengapa menghitung bangsa Israel? Untuk alasan yang sama saat
banyak dari kita melacak ‘keputusan untuk Kristus’ atau ‘pengunjung minggi
ini’. Banyak dari kita menghitung karena kita percaya ada kekuatan dalam
angka-angka itu. Daud kelihatannya menghitung Israel sehingga dia bisa merasa
percaya diri akan memenangkan pertempuran melawan musuh bangsa Israel.Tiga
ratus orang Gideon tidak memberikan kepercayaan besar bagi Daud disaat itu.
Daud kelihatannya melihat kemenangan Israel sebagai kemenangannya dan kekuataan
jumlah Israel sebagai kekuatannya. Dia salah. Daud tidak pernah lebih kuat dari
masa mudanya, saat dia melawan Goliat dalam kuasa Allah dan bukan kekuatannya.
Kehidupan Daniel dan ketiga temannya, ditulis dalam Kitab Daniel
menyediakan contoh lain akan iman terhadap kuasa Allah dan menjadikan mereka
pahlawan iman. Saat Daniel menolak berhenti berdoa pada ‘Allah,” raja
Darius dengan enggan memaksa dia kegua singa. Perkataan terakhir Darius sebelum
meninggalkan Daniel digua singa menyatakan harapannya bahwa Allah Daniel akan
menyelamatkannya:
16 Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan
dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu
yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!” (Daniel
6:16).
Raja benar, dan perkataan yang diucapkannya merujuk pada Tuhan,
dimana melaluiNya Daniel diselamatkan dari “kekuatan para singa:”
26 “Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang
kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah
yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa
dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. 27 Dia melepaskan dan menolong, dan
mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan
Daniel dari cengkaman singa-singa” (Daniel 6:26-27).
Sama halnya dengan iman ketiga teman Daniel akan kuasa Allah
sehingga Nebukadnesar memberikan kesaksian yang sama. Nebukadnesar membuat
patung besar dan semua orang harus menyebah itu saat musik dimainkan. Sadrak,
Mesak dan Abednego menolak untuk tunduk pada patung ini, sehingga membuat raja
marah dan mengancam:
14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai
Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak
menyembah patung emas yang kudirikan itu? 15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi
kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan
berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu!
Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke
dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat
melepaskan kamu dari dalam tanganku?” (Daniel 3:14-15, emphasis
mine).
Betapa suatu tantangan terhadap kuasa Allah! Perhatikan jawaban
ketiga teman Daniel. Jawabannya menunjukan iman terhadap kuasa Allah apapun
yang Dia pilih. Kedua menyatakan ketaatan ketiga orang ini pada kehendak Allah,
yang bisa menyelamatkan mereka dari api atau menyelamatkan mereka melalui
kematian (compare Philippians 1:19-24):
16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar:
"Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 17 Jika
Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami
dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 18
tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak
akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku
dirikan itu” (Daniel 3:16-18).
Pada kenyataannya, Tuhan menyelamatkan ketiga orang ini dalam cara
yang tidak pernah mereka bayangkan. Daripada menyelamatkan mereka dari api, Dia
membawa mereka melalui api, hidup, tanpa bau asap dipakaian mereka (see 3:27).
Nebuchadnezzar kemudian belajar mengenai kuasa Allah jika dibandingkan dengan ‘kuasa’
nya. Dia menemukan bahwa ‘kuasa’ nya diberikan kepadanya oleh Tuhan pemilik
segala kuasa. Setelah Tuhan merendahkan dia dan mengambil kuasanya, dia sadar
dan menyatakan perkataan ini untuk kita dengarkan dan perhatikans:
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Tidak ada yang
memperhatikan Alkitab secara serius bisa mengabaikan kuasa Allah. Tuhan itu
maha kuasa; dia berkuasa. Kebenaran ini mengubah hidup orang-orang dimasa lalu,
dan itu juga bisa mengubah hidup kita sekarang ini. Ijinkan saya memberikan
beberapa cara agar kuasa Allah bisa masuk dalam hidup kita sekarang ini.
(1) Hal pertama yang harus kita lakukan, dalam
terang kuasa Allah, adalah takut, hormat, dan melayani Tuhan.
1 Lalu Allah mengucapkan
segala firman ini: 2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar
dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. 3 Jangan ada padamu allah lain di
hadapan-Ku. 4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di
langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di
bawah bumi. 5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang
yang membenci Aku, 6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu
orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada
perintah-perintah-Ku. 7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan
sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya
dengan sembarangan” (Exodus 20:1-7; see also Joshua 4:23-24; Psalm 115:1-15).
(2) Mengakui kalau pengajaran Alkitab dimana
Tuhan maha kuasa harus menghilangkan kata ‘tidak mungkin’ dari kosa kata kita.
Sering kita membela dosa kita dengan merujuk
pada kelemahan kita. ‘Tapi saya hanya manusia’. Tapi Tuhan tidak hanya
menyelamatkan kita melalui kuasaNya, Dia juga bekerja didalam kita untuk
menyucikan kita melalui kuasaNya:
8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin
berkenan kepada Allah. 9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam
Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki
Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. 10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu,
maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena
kebenaran. 11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara
orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus
dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya,
yang diam di dalam kamu (Romans 8:8-11).
18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang,
agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya:
betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, 19
dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan
kuasa-Nya, 20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia
dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, 21
jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan
kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja,
melainkan juga di dunia yang akan datang (Ephesians 1:18-21).
14 Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, 15
yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima
namanya. 16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan
dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, 17 sehingga oleh imanmu
Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. 18
Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami,
betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, 19 dan
dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa,
supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. 20 Bagi Dialah, yang
dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan,
seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita (Ephesians
3:14-20).
(3)
Kelemahan kita bukan halangan bagi kuasa Allah.
Sebaliknya,
mengakui kelemahan kita adalah dasar bagi kita untuk berbalik pada Tuhan,
bergantung pada kuasaNya untuk bekerja didalam kita. Dengan cara ini, Tuhan
menerima semua kemuliaan.
7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana
tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari
Allah, bukan dari diri kami (2 Corinthians 4:7).
7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena
penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam
dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan
meninggikan diri. 8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan,
supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. 9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku:
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas
kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 10 Karena itu aku senang
dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam
penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku
kuat (2 Corinthians 12:7-10).
Saat kita melayani dalam kuasa Allah, kita tidak
bergantung pada kekuatan dan metode manusia. Memang, kita tidak berani seperti
itu. Melalui ‘kelemahan’ disalib, Tuhan membawa keselamatan pada manusia.
Melalui ‘kebodohan’ pesan salib, manusia diselamatkan. Melalui kelemahan dan
kebodohan manusia, Allah memilih untuk menyatakan injilNya. Melalui kelemahan
dan metode yang tidak mengagumkan, injil diberitakan, mempercayakan kuasa Tuhan
untuk meyakinkan dan menobatkan orang berdosa. Didalam cara ini, manusia
memberi Tuhan kemuliaan, dan mereka harus percaya dalam Dia dan dalam kuasaNya,
bukan didalam manusia:
20 Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah
ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat
hikmat dunia ini menjadi kebodohan? 21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah,
tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka
yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
JikaKita
Benar-benar Percaya dalam Kuasa AllahPertama, kita harus datang kepadaNya
dalam doa.
Jika kita benar-benar percaya Tuhan itu maha
kuasa, pertama kali yang kita lakukan adalah datang kepadaNya dalam doa, bukan
sebagai cara terakhir setelah semua cara lain gagal. Kita akan mengabaikan ilah
lain dimasa kita dan percaya kepadaNya. Kita akan dengan rendah hati mengakui
bahwa semua berkat yang kita dapat adalah pemberian anugrahNya dan hasil dari
kuasaNya yang bekerja. Doa kita akan dipenuhi dengan pujian dan ucapan syukur,
melihat Tuhan sebagai sumber dari semua berkat.
Kita akan dipenuhi dengan iman dan harapan,
mengakui bahwa tidak ada hal yang Tuhan abaikan (2 Chronicles 20:6) dan bahwa
setiap janji yang Tuhan buat akan dipenuhi, dalam waktuNya, dan tepat seperti
yang Dia janjikan.
B.
Kepustakaan
1.
Sabda.
2.
Internat.
3.
Buku renungan harian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar